Rabu, 18 Februari 2009

TPQ "IQRO DAARUSSALAAM" SEBAGAI AKTUALISASI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF

I. PENDAHULUAN
Ibarat makanan, satu jenis masakan yang dimasak oleh koki yang berbeda akan berakibat pada perbedaan rasa pada masakan tersebut. Hal ini dapat dibuktikan bahwa nasi goring yang dihidangkan oleh restoran tertentu dirasakan oleh pembeli lebih enak daripada nasi goreng yang berasal dari restoran lain. Oleh sebab itu, ada satu atau dua restoran yang pelanggannya rela antri untuk bisa makan, sementara restoran lain yang menghidangkan menu yang sama tidak menarik banyak pengunjung. Kenapa ini bisa terjadi? Jawabannya tentu bisa beragam, sesuai dengan selera pengunjung. Namun demikian, akan ada titik kesamaan jawaban jika pertanyaan tersebut ditanyakan kepada mereka, yaitu rasa masakannya yang lain.
Berbicara tentang rasa dari suatu masakan, tidak akan lepas dari koki yang telah meramu dan mengolah bahan mentah menjadi masakan yang siap saji. Berbicara tentang koki yang menyiapkan masakan, berarti berbicara tentang cara dia mengolah dan memberi bumbu sehingga dapat menghasilkan masakan yang lezat. Demikian juga dengan pembelajaran. Satu materi pembelajaran jika diajarkan oleh guru yang berbeda akan dirasakan oleh siswa dengan rasa yang berbeda pula. Jika warga belajar ditanya kenapa guru A banyak disenangi oleh anak didik, dapat ditebak bahwa jawabannya akan berkisar pada cara mengajarnya yang menarik. Ilustrasi tadi menggambarkan arti penting strategi atau teknik dalam melakukan suatu pekerjaan.
Sebagai seorang pendidik, salah satu hal penting yang harus dipersiapkan adalah mempunyai beberapa alternative dalam menggunakan strategi pembelajaran. Dengan asumsi peserta didik adalah orang yang sudah mampu berpikir kritis, dan dapat membedakan mana yang baik dan tidak baik untuk diri mereka. Di samping itu, peserta didik juga dapat menggnakan kemampuan otak mereka dalam belajar tanpa harus dipaksa. Berdasarkan alasan tersebut, seorang guru dapat menyampaikan materi pendidikan dengan strategi yang berbeda dan tentunya melibatkan peserta didik secara aktif. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar peserta didik mempunyai kemandirian dalam belajar dan kalau bisa diusahakan untuk menumbuhkan daya kreatifitas sehingga mampu membuat inovasi – inovasi. Strategi pembelajaran ini umum disebut dengan Strategi Pembelajaran Aktif.

II. DEFINISI PEMBELAJARAN AKTIF
Pembelajaran Aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok materi pelajaran, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. Dengan belajar aktif ini, peserta diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi melibatkan fisik. Dengan cara ini biasanya peserta didik akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan.
Belajar aktif itu sangat diperlukan oleh peserta didik untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimum. Ketika peserta didik pasif, atau hanya menerima dari pengajar, ada kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan. Oleh sebab itu, diperlukan perangkat tertentu untuk dapat mrngikat informasi yang baru saja diterima dari guru. Belajar aktif adalah salah satu cara untuk mengikat informasi yang baru kemudian menyimpannya dalam otak. Mengapa demikian? Karena salah satu factor yang menyebabkan informasi cepat dilupakan adalah factor kelemahan otak manusia itu sendiri. Belajar yang hanya mengandalkan indra pendengaran mempunyai beberapa kelemahan, padahal hasil belajar seharusnya disimpan sampai waktu yang lama. Ketika ada informasi yang baru otak manusia tidak hanya menerima dan menyimpan saja, akan tetapi otak manusia akan memproses informasi tersebut kemudian dicerna dan disimpan. Karena itu jika ada sesuatu yang baru, otak akan bertanya, pernahkah saya mendengar sebelumnya? Dimana kira-kira informasi ini kan diletakkan? Dan pertanyaan-pertanyaan lain yang intinya mempertanyakan setiap informasi baru yang masuk. Agar otak dapat memproses informasi dengan baik, maka akan sangat membantu kalau terjadi proses refleksi secara internal. Jika peserta didik diajak berdiskusi, menjawab pertanyaan atau membuat pertanyaan, maka otak mereka akan bekerja lebih baik sehingga proses belajarpun dapat terjadi dengan baik pula. Dan memberi pertanyaan kepada peserta didik atau menyuruh mereka untuk mendiskusikan materi yang baru saja diberikan juga mampu meningkatkan nilai evaluasi dengan kenaikan yang signifikan.

Ada yang mengatakan bahwa otak manusia itu mirip computer sedangkan manusia adalah penggunanya. Komputer tidak akan dapat digunakan jika tidak dalam kondisi “on”, artinya computer harus dalam keadaan hidup jika akan digunakan untuk bekerja. Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan otak manusia. Otak tidak akan dapat memproses informasi yang masuk, kalau otak itu tidak dalam kondisi “on”. Kalu computer memerlukan software (program) untuk memproses data, maka otak memerlukan sesuatu yang dapat dipakai untuk menghubungkan antara informasi yang baru diajarkan dengan informasi yang telah dimiliki. Jika belajar itu pasif, otak tidak dapat menghubungkan antara informasi yang baru dengan yang lam. Selanjutnya, computer tidak tidak dapat memanggil data yang tidak disimpan. Otak perlu beberapa langkah untuk dapat menyimpan informasi. Langkah-langkah itu bisa berupa pengulangan informasi, mempertanyakan informasi atau mengajarkan kepada orang lain. Pertimbangan lain untuk menggunakan strategi pembelajaran aktif adalah realita bahwa peserta didik mempunyai cara belajar yang berbeda-beda. Ada peserta didik yang elbih senang membaca, ada yang senang berdiskusi dan ada juga yang senang praktek langsung. Inilah yang sering disebut dengan gaya belajar atau learning style. Untuk dapat membantu peserta didik dengan maksimal dalam belajar, maka kesenangan dalam belajar sebisa mungkin diperhatikan. Untuk dapat mengakomodir kebutuhan tersebut adalah dengan menggunakan variasi strategi pembelajaran yang beragam yang melibatkan indera belajar yang banyak.
Dari sisi pengajar sebagai penyampai materi, strategi pembelajaran aktif akan sangat membantu dalam melaksanakan tugas-tugas keseharian. Bagi pengajar yang sibuk mengajar, strategi ini dapat dipakai dengan variasi yang tidak membosankan. Seandainya ada seorang pengajar yang sibuk, yang harus mengajar tiga kelas atau bahkan empat kelas dalam satu hari, dapat dibayangkan betapa lelahnya guru tersebut kalau harus berceramah. Di samping itu, filosofi mengajar yang baik adalah bukan sekedar mentransfer pengetahuan kepada peserta didik supaya dapat belajar. Kalau ini dihayati, maka pengajar tidak lagi menjadi pemeran sentral dalam proses pembelajaran.




III. BEBERAPA STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF
Beberapa Strategi Pembelajaran Aktif tersebut antara lain :
1. Pengalaman Penting (Critical Insiden)
Strategi ini digunakan untuk memulai kegiatan pembelajaran. Tujuan dari penggunaan strategi ini adalah untuk melibatkan peserta didik sejak awal dengan melihat pengalaman mereka. Langkah-langkah yang dilakukan antara lain dengan menyampaikan kepada peserta didik topic atau materi yang akan dipelajari dalam pertemuan tersebut, memberi kesempatan beberapa peserta didik untuk mengingat-ingat pengalaman mereka yang tidak terlupakan berkaitan dengan materi yang ada, kemudian sampaikan materi dengan mengaitkan pengalaman-pengalaman peserta didik dengan materi yang akan disampaikan. Strategi ini dapat digunakan dengan maksimal pada mata pelajaran yang bersifat praktis.
2. Tebak Pelajaran (Prediction Guide)
Ini adalah strategi yang digunakan untuk melibatkan peserta didik di dalam proses pembelajaran secara aktif dari awal sampai akhir. Dengan strategi ini peserta didik diharapkan dapat terlibat dalam pelajaran semenjak awal pertemuan dan tetap mempunyai perhatian ketika pengajar menyampaikan materi. Selama penyampaian materi peserta didik dituntut untuk mencocokkan prediksi-prediksi mereka dengan materi yang disampaikan oleh pengajar. Langkah-langkah yang dilakukan antara lain menentukan terlebih dahulu topic yang akan disampaikan, pengajar meminta peserta didik untuk menebak apa saja yang kira-kira akan mereka dapatkan dalam pelajaran itu, selama proses pembelajaran, peserta didik diminta untuk mengidentifikasi prediksi mereka yang sesuai dengan materi, kemudian tanyakan berapa prediksi mereka yang mengena di akhir pelajaran. Strategi ini dapat diterapkan untuk hampir semua mata pelajaran yang tidak bersifat aplikatif, seperti ilmu-ilmu eksakta.
3. Panduan Membaca (Reading Membaca)
Dalam beberapa kesempatan, sering terdapat kejadian bahwa materi tidak dapat diselesaikan di dalam kelas dan harus diselesaikan di luar kelas karena banyaknya materi. Dalam keadaan seperti ini strategi ini dapat digunakan secara optimal. Yaitu dengan membuat pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab pendidik atau buat kisi-kisi, bagan atau skema yang dapat diisi oleh mereka dari bahan bacaan yang sedang dipelajari. Tugas peserta didik adalah mempelajari bahan bacaan dengan menggunakan pertanyaan atau kisi-kisi yang ada. Batasi aktifitas ini sehingga tidak memakan waktu yang berlebihan, kemudian bahas pertanyaan atau kisi-kisi tersebut dengan menanyakan jawabannya kepada peserta didik.
4. Resume Kelompok (Group Resume)
Biasanya sebuah resume menggambarkan hasil yang telah dicapai oleh individu. Resume ini akan menjadi menarik untuk dilakukan dalam group dengan tujuan membantu peserta didik menjadi lebih akrab atau melakukan team building (kerjasama kelompok) yang anggotanya sudah saling mengenal sebelumnya. Kegiatan ini akan lebih efektif jika resume itu berkaitan dengan materi yang sedang diajarkan.
5. Pelajaran dimulai dengan pertanyaan (Learning Starts With a Question)
Belajar sesuatu yang baru akan lebih efektif jika peserta didik itu aktif dan terus bertanya ketimbang hanya menerima apa yang disampaikan oleh pengajar. Salah satu cara untuk membuat peserta didik belajar secara aktif adalah dengan membuat mereka bertanya tentang materi pelajaran sebelum ada penjelasan dari pengajar. Strategi ini dapat menggugah peserta didik untuk mencapai kunci belajar, yaitu bertanya.
6. Semua bisa jadi guru (Everyone is a Teacher Here)
Strategi ini sangat tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara keseluruhan dan secara individual. Strategi ini memberi kesempatan kepada setiap peserta didik untuk berperan sebagai guru bagi kawan-kawannya. Dengan strategi ini, peserta didik yang selama ini tidak mau terlibat akan ikut serta dalam pembelajaran secara aktif
Dan strategi lainnya yang dipandang relevan dengan peserta didik dalam pembelajaran aktif
Berbicara mengenai strategi, tentu tidak terlepas dari metode. Dimana metode dalam strategi pembelajaran aktif juga menggunakan ceramah dan diskusi, metode yang sudah sangat populer di Indonesia bahkan juga di Negara-negara maju. Ada juga metode Rolling Play ( drama ), Latihan/training, problem solving, dan lain-lain.



IV. TAMAN PENDIDIKAN AL QUR’AN “IQRO” DAARUSSALAAM
 Dilatar belakangi dengan fenomena yang terjadi di pengajian anak-anak muda pada umumnya, dimana hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa problem umat Islam Indonesia yang cukup mendasar adalah prosentase generasi muda yang tidak mampu membaca Al Qur’an menunjukkan indikasi penurunan kualitas keimanan yang cukup signifikan. Generasi muda Islam dirasa semakin menjauhi Al Qur’an, dan di rumah-rumah semakin terasa sepi dari bacaan lantunan ayat-ayat suci Al Qur’an. Padahal kemampuan dan kecintaan membaca Al Qur’an merupakan modal dasar bagi upaya pemahaman dan pengamalan Al Qur’an. Problem kedua dirasakan pula bahwa lembaga-lembaga pendidikan dan pengajaran Al Qur’an yang ada, belum mampu mengatasi masalah tersebut. Pengajian anak-anak di kampung-kampung tiap ba’da maghrib dan isya, kini terlihat semakin berkurang kualitas dan kuantitasnya. Hal ini selain disebabkan karena factor guru ngaji yang semakin langka, dana terbatas, system penyelenggara yang apa adanya, juga disebabkan oleh pengaruh-pengaruh dari luar yang sangat kuat seperti TV, film, video CD, radio, teknologi komunikasi dan informasi lainnya, dan juga kesadaran orang tua terhadap pentingnya pemahaman anak-anak dan generasi muda mereka untuk mempertahankan akhlak dan moral yang baik semakin rendah. Sedangkan pengajaran Al Qur’an lewat pendidikan agama di Sekolah-sekolah formal sangat terbatas, sehingga sulit untuk menghantarkan anak didiknya sampai mampu membaca dan memahami Al Qur’an
 Berdasarkan fenomena-fenomena tersebut, maka generasi muda Islam yang tergabung dalam IKRARMUDA Masjid Agung Daarussalaam Cilacap mencoba memberikan perhatiannya terhadap problematika ini dan berusaha mewujudkan hadirnya sebuah Taman Pendidikan dan Pengajaran Al Qur’an di kota Cilacap. Harapan ingin terciptanya nilai-nilai Islam dari hadirnya kegiatan-kegiatan pengkajian dan pengajaran Al Qur’an di lingkungan Masjid Agung Daarussalaam Cilacap semoga menjadi barometer kehidupan Islam di Kabupaten Cilacap. Dengan niat dan semangat yang kuat dan mengambil beberapa strategi dan metode-metode pengajaran yang telah disempurnakan, didirikanlah Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ) “IQRO” Masjid Agung Daarussalaam Cilacap.
 Taman pendidikan Al-Quran adalah lembaga pendidikan dan pengajaran Islam untuk anak-anak dan remaja usia 5-15 tahun dan menjadi santri mampu membaca Al-Qur’an dengan benar menjadi target pokoknya.
Jadi, Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) memiliki definisi :
• Pengajian anak-anak dalam bentuk baru dengan metode praktis di bidang pengajaran membaca Al-Qur’an yang dikelola secara profesional.
• Milik semua umat Islam. Siapapun dan dari organisasi manapun boleh/baik membina dan mengembangkannya. Jadi, TPQ bukan hanya hak monopoli golongan tertentu.
Tujuan didirikannya Taman Pendidikan Al-Qura’an “IQRO” Masjid Agung Daarussalaam adalah:
• Menciptakan generasi Qur’ani yang mencintai Al-Quran serta berkeinginan kuat untuk belajar dan mengajarkannya.
• Menyiapkan bekal bagi terciptanya generasi yang sholih dan sholihah, bertaqwa kepada Allah SWT, berbakti kepada orang tua, berguna bagi nusa dan bangsa.
  Dan targetnya adalah memberikan pengajaran Al-Qur’an dengan benar sesuai dengan kaidah-kaidahilmu tajwid kepada anak-anak dan generasi muda di kota Cilacap pada khususnya dan generasi muda Islam pada umumnya.
 Tempat penyelenggaraan TPQ “IQRO” Masjid Agung Daarussalaam Cilacap bertempat di Ruang Ikrar Muda Masjid Agung Daarussalaam Cilacap lantai 2.
Keberadaan TPQ merupakan penunjang pendidikan agama Islam pada lembaga pendidikan-pendidikan formal. Oleh karena itu penyelenggaraanya adalah pada siang atau sore hari diluar jam sekolah.
Waktu pelaksanaan dan Lama Pendidikan :
 3 hari dalam satu pekan: Senin, Rabu, dan Jumat
 Setiap pertemuan berlangsung selama 90 menit (16.00-17.00)
 Pendidikan berlangsung selama 1 tahun yang terbagi dalam 2 semester.
 Awal tahun ajaran dimulai pada 1 Muharram 1429 H.
Sesuai dengan tujuan dan target berdirinya TPQ ini maka materi pengajaran dibagi menjadi 2 yaitu materi pokok ialah materi pokok yang harus benar-benar dikuasai oleh tiap santri dan menjadi tolak ukur kelulusan dan materi penunjang ialah materi yang penting pula sebagai alat ukur perkembangan santri.
Materi pokoknya adalah belajar Al-Quran dengan hukum-hukum tajwidnya dengan menggunakan iqro 1-6 susunan Ustad As’ad Humam. Bila seorang santri telah menyelesaikan jilid 6 dengan baik, dapat dipastikan ia telah mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Untuk kelanjutannya mulai tadarrus Al-Quran dari juz 30. Materi penunjang terdiri dari materi hafalan bacaan sholat, hafalan surat-surat pendek, doa sehari-hari, dan ayat-ayat pilihan. Selain itu menulis huruf-huruf Al Qur’an, bermain, bercerita dan bernyanyi yang memuat nilai-nilai aqidah, akhlak, dan ibadah.
Sedangkan strategi yang masih digunakan adalah Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) yang dilaksanakan secara klasikal dan privat. Metode Ceramah masih mendominasi kegiatan belajar mengajar, namun masih tetap melibatkan peserta didik/santri dalam diskusi dan Tanya jawab. Bermain, bercerita dan bernyanyi yang memuat nilai-nilai aqidah, akhlak, dan ibadah juga menjadi solusi agar PBM tidak terkesan monoton dan santri tetap merasa nyaman dalam belajar. Evaluasi yang dilaksanakan di TPQ “IQRO” DAARUSSALAM menggunakan tes semester 2 kali setahun ( 2 semester ), pengadaan lomba-lomba religi yang berkaitan dengan materi pengajaran setiap akhirussanah

V. KESIMPULAN DAN PENUTUP
Berbicara mengenai sebuah strategi dan metode pembelajaran, akan sering dijumpai pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan alasan pemakaian. Ketika berbagai alasan dicoba untuk diketengahkan, tentunya tidak akan disampaikan alasan-alasan yang bersifat subyektif dan tendensius. Untuk mendapatkan alasan yang kuat dan rasional pelu dilihat dari sisi-sisi kekuatan dan kelemahannya, sehingga dapat diterima oleh orang banyak dan dapat digunakan dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Dimana dalam pengajaran, seorang guru pasti mempunyai tujuan yang akan dicapai oleh peserta didik. Tujuan tersebut dapat dikategorikan menjadi beberapa kategori :
a. Mendapatkan pengetahuan
b. Mampu menyampaikan pendapat
c. Merubah sikap
d. Keahlian dalam bidang tertentu
Strategi dan metode pembelajaran akan berkaitan erat dengan tujuan yang akan dicapai. Seorang guru yang mengajarkan ilmu pengetahuan dengan tujuan agar peserta didiknya mendapatkan suatu pengetahuan yang bersifat kognitif, akan menggunakan strategi dan metode pembelajaran yang berbeda dengan orang lain atau dirinya sendiri ketika mengajar mata pelajaran yang bertujuan agar peserta didik mampu merubah sikap tertentu.
Secara umum, jika seorang guru bersifat antusias, ramah dan sangat tertarik pada subyek yang dibahas, maka peserta didik juga akan demikian. Seorang guru yang terampil akan memilih strategi dan metode yang terbaik untuk diadaptasikan pada tujuan belajarnya, tidak malah terpaku secara sempit pada satu strategi saja. Seperti halnya di TPQ “IQRO” DAARUSSALAAM yang usianya baru menginjak hampir satu tahun lebih, tetap berupaya meningkatkan kualitas PBM baik dari segi metode, maupun kualitas pengajar. Walaupun pada saat ini, metode yang diterapkan masih cukup relevan, seperti klasikal/ceramah dan privat.
Akhirnya, dengan rasa syukur Alhamdulillahirobbil ‘alamin penulisan makalah ini dapat terselesaikan. Walaupun masih banyak sekali kekurangan, harapan besar penulis adalah bisa memberikan manfaat, baik untuk diri pribadi maupun pembaca yang budiman. Untuk itu, kritikan dan masukan dari pembaca juga menjadi harapan besar penulis selanjutnya.





















REFERENCE:

• Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, Sekar Ayu Aryani, (2008) Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta : Pustaka Insan Madani

• Ad. Rooijakkers, (1991) MENGAJAR DENGAN SUKSES, Petunjuk untuk Merencanakan dan Menyampaikan Pengajaran, Jakarta : PT Gramedia Widiasarana

• Proposal Pengadaan Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ) IQRO DAARUSSALAAM, Lembaga Pendidikan Islam IKRARMUDA Masjid Agung Daarussalaam

• Laporan Bulanan Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ) IQRO DAARUSSALAAM, Lembaga Pendidikan Islam IKRARMUDA Masjid Agung Daarussalaam

Tidak ada komentar: